Miskin Dan KayaAda orang kaya yang miskin, ada orang kaya yang kaya, ada orang miskin yang miskin, dan ada orang miskin yang kaya.
Uang dan materi itu tidak kotor, tidak jelek, tidak racun. Boleh dicari, boleh disimpan, tetapi jangan dipandang sebagai milik, jangan dipandang sebagai harta. Uang dan materi harus dipandang sebagai sarana atau alat. Sarana untuk melakukan amal kebaikan. Kalau saya mempunyai uang lebih banyak, tentu saya akan mempunyai sarana untuk melakukan amal kebaikan yang lebih banyak ketimbang saya tidak mempunyai kendaraan.
Jadi kalau orang-orang mampu yang merasa dirinya kaya, atau yang disebut kaya, bisa menggunakan materinya itu sebagai alat untuk melakukan kebaikan, itulah orang kaya yang sungguh kaya: kaya materi dan kaya kebajikan! Tetapi orang kaya yang sebenarnya miskin akan memandang materi atau uang yang didapat itu sebagai milikku atau hartaku.
Materi itu bersifat netral. Pisau itu netral, bukan bersifat jahat dan juga bukannya baik. Hanya bagaimana kita mempunyai sudut pandang yang benar terhadap materi. Materi jangan dipandang sebagai milik atau kekayaan, pandanglah sebagai alat atau sarana.
Orang miskin yang berusaha menjadi orang mampu dengan cara jahat, itulah orang miskin yang benar-benar miskin. Tetapi, orang yang miskin materi, yang berusaha untuk memberikan kebaikan pada masyarakat, sesuai dengan kemampuannya, dialah orang miskin yang kaya. Miskin materi, tetapi kaya dengan kebajikan.
Kalau seseorang miskin materi, dia sendiri yang miskin. Akan tetapi, bila orang tega mengorbankan orang lain hingga orang lain itu menjadi miskin, kalau tidak dicegah dia bisa membuat korban yang lebih banyak lagi. Sesungguhnya kemiskinan moral itu jauh lebih berbahaya ketimbang kemiskinan materi.